Pendahuluan
Promosi pada suatu perusahaan memegang peranan penting, karena mengenalkan produk perusahaan kapada khalayak masyarakat luas. Peran promosi juga mempengaruhi aktivitas perusahaan untuk meningkatkan laba, mengembangkan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup dalam jangka panjang. Promosi dilakukan untuk menarik konsumen menggunakan produk perusahaan dan sebagai salah satu alat komunikasi dengan konsumennya. Promosi yang efektif dan tepat sasaran dapat meningkatkan penjualan produk dan menciptakan loyalitas konsumen. Menurut Kotler (2004), ada empat (4) komponen bauran promosi, yaitu iklan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), dan publisitas (publicity).
Perdagangan minyak pelumas di Indonesia sebelum deregulasi kebijakan pelumas pada tahun 2001, diatur dalam Keppres Nomor 18 Tahun 1988. Berdasarkan Keppres tersebut, pengadaan pelumas mineral hanya dilakukan oleh Pertamina dan swasta yang bekerjasama dengan Pertamina. Dengan adanya aturan tersebut, pasar pelumas nasional didominasi oleh Pertamina dengan pangsa pasar mencapai 80-85%.
Pada tanggal 5 maret 2000, pemerintah memberlakukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli. Dalam menyikapi UU Antimonopoli ini, pemerintah kemudian juga menertibkan Keppres Nomor 21 Tahun 2001 menggantikan Keppres Nomor 18 Tahun 1988. Kebijakan yang tertuang dalam Keppres Nomor 21 Tahun 2001 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas tersebut mengatur perdagangan pelumas yang sebelumnya monopolis. Dengan Keppres tersebut, perdagangan pelumas tidak lagi menjadi monopoli Pertamina.
Setelah pemerintah membuka hambatan monopolinya, pasar pelumas nasional menjadi pasar yang terbuka bagi setiap pelaku usaha, baik pelaku usaha domestik maupun asing. Sejak saat itu banyak pengusaha di bidang pelumas masuk ke pasar pelumas Indonesia, baik yang bertindak sebagai pedagang dan distributor, atau yang memproduksi pelumas sendiri dengan lisensi asing. Akibatnya, pangsa pasar pelumas Pertamina terus mengalami penurunan sehingga menjadi 55-58% pada tahun 2003. Liberalisasi pasar pelumas telah membawa konsekuensi penurunan pangsa pasar Pertamina sebanyak 20% dalam kurun waktu yang sangat singkat. Industri pelumas dapat dilihat dari pangsa pasar tahun 2004 pada gambar di bawah ini.
Sumber: Wartaekonomi 13 tahun XVII 27 Juni 2005
PERTAMINA merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari 30 tahun. Bisnis Pelumas PERTAMINA terdiri atas bisnis dalam negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar negeri. Di samping produk jadi, Pelumas PERTAMINA juga melayani kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III (mulai medio 2008). Pangsa pasar PERTAMINA saat ini mencapai 54% di segmen retail dan 58% di segmen industri. Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas PERTAMINA memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri sebanyak 18 Brand. Untuk pasar luar negeri, PERTAMINA memasarkan 3 Brand yang merupakan extension dari Brand di dalam negeri. Untuk Lube Base Oil, PERTAMINA memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO Group I, dan 2 jenis kekentalan untuk LBO Group III. Pemasaran Pelumas PERTAMINA di dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45 OliMart, tersebar dari Sabang sampai Merauke.[1]
Adanya liberalisasi ekonomi menyadarkan Pertamina yaitu tidak bisa hanya berlandaskan pada payung perlindungan politik dan yang diistimewakan. Perusahaan tidak hanya melihat jangka pendek tapi juga mengadop konsep, strategi dan rencana jangka panjang. Dengan demikian terjadilah pembentukan Strategi Promotion Mix Pelumas Pertamina.
Pembahasan
1. Promotion Mix Pelumas Pertamina
a. Advertising ( Iklan)
Periklanan (advertising) merupakan salah satu bentuk promosi yang paling umum digunakan oleh perusahaan dalam mempromosikan produknya. Iklan merupakan bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mengubah pikiran seseorang dan melakukan pembelian. Untuk mempromosikan produk pelumas, Pertamina melakukan strategi dengan membuat iklan Pelumas di media elektronik dan media cetak. Pada media elektronik Pelumas Pertamina membuat TV commercial. Selain di televisi Pelumas Pertamina juga melakukan strategi promosi di radio-radio nasional. Pada Media cetak strategi yang dilakukan Pelumas Pertamina adalah memasang billboard-billboard mini di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum) milik Pertamina dan iklan-iklan spot di koran-koran nasional.
b. Sales Promotion (Promosi penjualan)
Promosi
penjualan (sales promotion) adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui
promosi penjualan perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi
pelanggan untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak
atau menyerang aktivitas pesaing. Promosi penjualan yang dilakukan oleh Pelumas
Pertamina dikelompokan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
Sumber:
[1] http://www.pertamina.com/our-business/hilir/pemasaran-dan-niaga/
Ingin dibuatkan seperti ini??
Butuh versi lengkap??
Atau ada tugas-tugas costum lainnya??
Silahkan Hubungi geraijasa.com di no wa 082138054433